Minggu, 29 Maret 2015

Singapura-Malaysia-SMK Darul Ehsan: Sudut Pandangku

Setiap mengakhiri kegiatan, abah terbiasa menulis catatan. Bukan untuk apa-apa.
1. Untuk bahan belajar, kelak,.. agar tak mengulangi kesalahan yang sama,.. dan bisa mengambil keputusan lebih cepat. Kecepatan membuat policy itu berbanding lurus dengan efektifitas dan efesiensi kebijkan yang diambil.
2. Lagi pula, destinasi berikutnya ke Mekah-Madinah-Cordoba-Paris-Nederland-Berlin-Roma-Istambul,.. Jauh lebih besar 7 negara dan jumlah hari lebih dari 2 minggu. Kesalahan yang tak perlu harus bisa diminimalisir lagi.

 
ctt 1: Lebih hati-hati dalam mengatur akomodasi dan trasnportasi. Perhitungkan lagi lebih teliti pembatalan, kelebihan kursi, kelebihan kamar dll. dalam Upaya meminimalisir kerugian — di Bandara Husen Sastra Negara Bandung.

 
ctt 2: Lebih tegas lagi menentukan tempat makan. Jangan sampai guide terlalu mengatur. Padahal harusnya memfasilitasi. Sayang sudah keluar uang besar, ternyata beberapa meja,.. makanannya masih bersisa
— di The Mesjid SULTAN Spore..


 
ctt 3: keramah tamahan itu no 1 — di SMK Darul Ehsan.


ctt 4: rasanya penting jika kita juga membuat kantin yang lebih terorganisir. Tanpa mematikan usaha kecil pedagang disekitar madrasah. (perlu menghuleng lagi)
— di SMK Darul Ehsan.



ctt 5: Andai saja membangun struktur dan infrastruktur pers madrasah bukan mimpi. Sayang sekali abah bukan guru dan atau pemangku jabatan yang layak.. Akhirnya bermimpi terus dan sulit mewujudkannya menjadi rencana yang lebih layak cry emotikon
— di SMK Darul Ehsan.


 

ctt 6: Mau dimana saja, Ibu pertiwi itu tetap saja Indonesia (cinta bandung,.. di Singapura pun tetep pakai kaus oblong bandung smile emotikon )
— di Anderson Bridge.


 

ctt 7: Malu sama note anak SD at Mesjid Jipaganti. Harus mulai di tanamkan ah,.. dalam diri bahwa tak sholat tepat waktu itu malu



ctt 8: Identitas diri itu tidak boleh sampai hilang. Bukan berarti mesti couvimistik, tapi tak lupa kacang pada kulitnya.
— bersama Irra Yusnita Darmawan.



ctt 9: Lihatlah patung merlion itu, catnya putih kusam,.. dibeberapa sudutnya malah agak kotor, tapi kemasan dan adv secara umumlah yang membuatnya menjadi destinasi utama dari ribuan pelancong.
— bersama Irra Yusnita Darmawan.


 

ctt 10: Penunjuk jalan yang efektif tapi tetap efisien. Ukurannya lebih kecil, lebih pendek. Tapi maksud dan tujuannya tercapai



ctt 11: Taman yang dibangun dengan pohon yang tak sulit dicari disekitar madrasah. Malah dikita cuma tumbuhan liar dipekuburan dan hutan. Tapi penataan dan pemeliharaan yang membuatnya terus dikunjungi orang. Andai saja suatu saat orang akan datang ke madrasah,.. bukan untuk belajar,.. tapi sekedar menikmati tamannya,.. cry emotikon sayang lagi-lagi tanpa waktu dan kesempatan yang layak ,.. hmm
— di Gardens by the Bay.


 

ctt 12: Orang datang ke taman malam hari. Aman!
— bersama Eulis Een Kania dan Irra Yusnita Darmawan di Gardens by the Bay.



ctt 13: Pelayanan publik bisa lebih maksimal setidaknya 2 hal:
1. Staf tidak kelelahan dijalan, karena tempat kerja dan tempat tinggal tidak jauh.
2. Suasana kerja yang bersih dan teratur,.. sampai-sampai orang lupa. Ini Kantor bersama atau tempat wisata???
— bersama Irra Yusnita Darmawan di Putrajaya, Wilayah Persekutuan, Malaysia.



ctt 14: Yang tidak kita berikan pada para siswa madrasah kita adalah keikut sertaan dalam lomba. Bagaimana bisa berprestasi, kalau ikut lombapun tidak?
Pengalaman ini menunjukkan, hal yang biasa-biasa bisa menjadi luarbiasa. Persis seperti cerita memberdirikan telurnya Colombus!
— di SMK Darul Ehsan.


 

ctt 15: Ka Ayi,.. teh @rani hanifah konsep abah rasanya jauh lebih baik. Tapi ingat yang sering abah bilang. Pekerjaan/ide apapun,.. yang lebih baik itu yang terwujud. Taman ini jauh lebih baik dari kita,.. hanya karena, taman ini mah ada! kadeleh! Taman kita yang susah payah kita buat itu tak dipelihara,.. sayang sekali. Kita pelihara lagi yuk! kiki emotikon



ctt 16: Keteraturan! itu yang kita sering tak punya. Kita bisa saja bilang kita lebih kreatif. Tapi kreatifitas ditengah chaos itu kehancuran! tak ada Indahnya!
— di SMK Darul Ehsan.



ctt 17: Manajerial yang baik, teratur. Kita belum punya itu! SMK Darul Ehsan ini, mempunyai kelebihan dalam hal itu.
— di SMK Darul Ehsan.



ctt 18: Prinsip penyimpanan arsip dan perpustakaan itu patut kita coba. Sehingga gudang kita bisa lebih ringkas


 

ctt 19: Jamuan ini tak sekedar disyukuri karena makan-makannya semata kiki emotikon tapi keramahannya! itu!



ctt 20: Saudara dari sebrang lautan: Ibu Pengetua SMK Darul Ehsan Noraizan bt Brahim dan cikgu Ayadurai. Tanpa kerjasama MNS-SMKDE-MTsN MTs Negeri Pasirjambu. Sulit sekali mewujudkan cita-cita abah memberikan wawasan lebih pada para guru. Terima kasih puan dan cikgu semua kiki emotikon


 

ctt 21: Lagi-lagi kemasan dan sudut pandang!
— bersama Irra Yusnita Darmawan.



ctt 22: Sulit sekali menyenangkan banyak orang itu. Mohon maaf, jika abah tidak berhasil menyenangkan bapak - ibu guru MTs Negeri Pasirjambu semua. Bagi abah setidaknya mimpi membuka wawasan tahap 2 sudah terwujud, tinggal tahap berikutnya kiki emotikon
— bersama Kusti Kustiningsih Nendi dan Asep Nirwan.



ctt 23: Penghargaan, ini yang sering saya maksud bu Yuyun Yuningsih. Jangan terlalu duniawi. lihat yang mereka lakukan ini Sederhana kan? yang penting dihargai!



  

Sabtu, 21 Maret 2015

Catatan Perjalanan: Beasiswa di Institute Government Accounts and Finance, New Delhi India.

#‎catatan_perjalanan_delhi‬
Jam mulai beranjak. 8:02 bukannya bertambah hangat. Jarak pandang makin pendek. Berkabut,.. suhu makin mendingin. Ngahod hod. — bertekad , di Le Seasons Hotel.
  
#‎catatan_perjalanan_delhi2‬
Ternyata yang paling penting bukanlah luasnya pengetahuan. Tetapi membuat orang tahu akan luasnya pengetahuan kita. Dalam beberapa diskusi tampak bahwa ada celah dimana kita sebenarnya tahu banyak dan bisa berbagi pengetahuan itu. Sayangnya keterbatasan kita dalam bertutur, berbahasa membuat kita kesulitan membuat pengetahuan kita itu menjadi berarti.
Kosakata, juga terbangun dari keluasan pengetahuan. Tetapi jauh lebih penting lagi penguasaan kosakata dalam bahasa yang dikuasai oleh lawan bicara kita. Kita tak saja harus memahami "bahasa" yang dikuasai tetapi juga "cara"nya. Konten memang penting, tetapi jauh lebih penting ketersampaiannya.
Nah para pebelajar, persiapkan diri kita tak saja memenuhi otak kita dengan konten. Tetapi juga cara dan bahasa. Agar hidup kita jauh lebih berarti.


'#catatan_perjalanan_delhi2
Ternyata yang paling penting bukanlah luasnya pengetahuan. Tetapi membuat orang tahu akan luasnya pengetahuan kita. Dalam beberapa diskusi tampak bahwa ada celah dimana kita sebenarnya tahu banyak dan bisa berbagi pengetahuan itu. Sayangnya keterbatasan kita dalam bertutur, berbahasa membuat kita kesulitan membuat pengetahuan kita itu menjadi berarti. 
Kosakata, juga terbangun dari keluasan pengetahuan. Tetapi jauh lebih penting lagi penguasaan kosakata dalam bahasa yang dikuasai oleh lawan bicara kita. Kita tak saja harus memahami "bahasa" yang dikuasai tetapi juga "cara"nya. Konten memang penting, tetapi jauh lebih penting ketersampaiannya.
Nah para pebelajar, persiapkan diri kita tak saja memenuhi otak kita dengan konten. Tetapi juga cara dan bahasa. Agar hidup kita jauh lebih berarti.

Dr. Darmawan Soegandar'



#‎catatan_perjalanan_delhi3‬
Waktu hujan turun
Rintik perlahan
Awanpun menebal
Malam menjelang
...
Ku timang sibuyung, anakku sayang
Buah hati seorang, tidurlah tidur
Ibu menjaga, ayah berdoa
Agar kau kelak, jujur melangkah
...
Jangan engkau lupa
Tanah pusaka
Tanah tumpah darah
Indonesia
...

Nak... andai kau tahu... betapa ayah merindukan kalian... betapa ayah sepi tanpa kalian... entah lah... ayah bahkan tak mampu bergerak, ayah tuli oleh hingar bingar disekeliling ayah. Lupa bahwa ayah sedang berada dihabitat ayah. Ditengah hiruk pikuk para pencari pengetahuan dari berbagai belahan dunia, dari Argentina diujung Amerika, sampai Eropa dan berbagai pelosok Asia dan Afrika. Ayah dulu berpikir, yang seperti inilah habitat ayah itu. Kumpulan orang yang belajar bagaimana memajukan bangsanya masing masing. Sama sama berusaha memahami, apa yang harus kita lakukan sebagai sebuah bangsa yang ingin maju, minimal secara ekonomi.
Tapi nak,... ternyata bukan,... ini bukanlah habitat ayah. Diantara mereka, hidup berjalan serasa lambat,... tik... tok... tik... tok... bahkan bunyi jam dingdingpun bertambah volumenya. Tidak seperti ketika ayah bersama kalian,... hidup berjalan begitu cepat, hari... minggu... bulan... berganti tahun begitu cepat... ya Allah... sungguh Ia menjadi saksi... betapa ayah rindu kalian... ayah sayang nak... ayah kangen... rindu memeluk kalian. Andai kalian tahu...
Dengan rindu yang teramat
Ayah
Ps: nak,.. titip rindu untuk ibumu,... yang terkadang ia lupa,... bahwa ia-lah matahari itu


#‎catatan_perjalanan_delhi5‬
Pro: anak-anak matahariku
Ayah mengajari kalian beberapa hal yang ayah pelajari disini nak,... ternyata kemampuan terbesar yang harus kalian miliki itu adalah kemampuan menahan diri.
Kemampuan untuk tahu betul kapan diam, kapan bicara. Kapan bergerak, kapan berlari, tetapi kapan juga mengendap-endap. Tetapi satu hal nak,... kualitas kemanusiaan mu, amat sangat ditentukan oleh keberanianmu menjadi pribadi yang "nyata". Ayah mencoba untuk tidak menggunakan kata "jujur". Dalam beberapa hal ayah lihat. Begitu banyak orang yang begitu mudah bermanis-manis. Menjilat tak habis-habis. Tetapi ada juga yang prontal berpendapat. Baik dengan perbuatan, ucapan maupun sekedar mimik-gestur.
Apa yang ayah ajarkan sebelumnya tentang keharusan kita menahan diri. Dan keharusan kita untuk "nyata". Sepertinya memang bertolak belakang. Tetapi pertanyaannya adalah nak,... tak bisakah kah menjadi pribadi yahg menahan diri, sekaligus menjadi pribadi yang bisa lebih mudah memahami? Atau dengan kata lain. Kau menahan diri, karena kau paham?
Yang ayah paling tidak suka adalah menjadi pribadi yang menahan diri, kemudian mencari celah kapan menusuk dari arah yang tak disangka sangka. Yang menjadi kelemahan lawan. Intinya nak, tak peduli seberapa menyebalkannya lawanmu,.. buanglah amarah. Rasanya rugi, makanan yang telah berubah menjadi enegi. Kau buang untuk sekedar melayani orang yang menyebalkan.

Ayah.
— penuh cinta .

Sarapan hari ke-5,... edisi rindu makanan Indonesia
 


#‎catatan_perjalanan_delhi7‬
Sederhana saja sebenarnya,... kapan kita betul-betul merasa mencintai, membutuhkan sesuatu?
Ketika kita sudah tak memilikinya. Ketika hal itu sudah bukan milik kita lagi. Ketia ia,.. sudah meninggalkan kita
Think to day,.. may be tomorrow too late — di Taj Mahal.


 


#‎catatan_perjalanan_delhi8‬
Aulia Mega Wardhani semoga kau cepat sembuh sayang. Maaf,... ayah tak ada disampingmu. Andai kau tahu,... ingin ayah cepat pulang,... dan melayakkan diri menjadi ayah yang baik.
Maaf.
Semoga cepat sembuh, doa ayah...

Ayah
— merasa ada yang kurang .

#‎catatan_perjalanan_delhi9‬
Ketika sebelum berangkat, banyak orang bertanya: " Kenapa ke India? Kenapa belajar keuangan di India? " waktu itu sering saya jawab: " Siapa yang tidak berhitung? Jurnal jurnal ekonomi, keuangan, akuntansi penuh dengan orang India. Atau setidaknya orang orang berbau nama India ".
Sesampainya disini, seminggu lewat, rasanya ada yang salah. Hampir semua pengajar menceritakan langit. Ketika ditanya: " Kenapa tidak dikerjakan di India? Kenapa India tidak berhasil mengimplementasikannya? " Mereka pun selalu, semua menjawab: "India berbeda, India negeri yang besar, sangat kompleks"
???
Jadi, untuk apa pengetahuan yang kita miliki?
Rasanya,... saya belum menemukan pointnya. Bagi saya, pengetahuan haruslah mengikuti kaidah ilmiah. Semua orang belajar sejak di bangku sekolah dasar. Tujuan utama metode ilmiah adalah " Memecahkan masalah !!! "
Jika kita merasa memiliki kunci untuk membuka pintu, tetapi pintu tak terbuka ketika kita berusaha membukanya,.. mungkin,... mungkin itu hanyalah perasaan kita belaka,.. mungkin kita memiliki kunci yang salah.
Atau bahkan kita tak memiliki kunci satupun!

Abah
— bertekad .

#‎catatan_perjalanan_delhi10‬
Enaknya mengajar di Universitas Widyatama adalah, walaupun jarak terpisah ratusan atau bahkan ribuan kilo meter. Kita masih bisa terhubung, berdiskusi, bahkan mengadakan quis untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa kita. Dengan fasilitas kampus, e-learning. Jarak bukan masalah lagi.
Selamat belajar nak, — penuh kegembiraan .



#‎catatan_perjalanan_delhi14‬
Ada yang mesti diceritain. Kahade kalau di delhi shalat berjamaah. Pas imam baca ayat terakhir alfatihah. Ulah tarik teuing amin na hahaha bah hungkul nu tarik. Puguh atuh reuwas hahahaha


#‎seri_memahami_hakikat‬
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
Nak, hanya itu yang harus kita ucapkan. Ayah di delhi,.. luar biasa sedih,.. mendengar lab komputer kalian ada yang merampok. Tentu kalian sedih, mungkin jauh lebih sedih dari ayah. Ayah dengar ada yang belum sempat praktik komputer? Padahal ayah sengaja beli komputer itu biar kalian bangga. Kita memang tidak kaya. Tapi pendidikan itu no 1!
Jangan bersedih nak. Tak ada yang terjadi tanpa rencana Allah. Kita ambil hikmahnya saja. Bahwa mungkin kita kurang bersyukur. Rasanya punya lab komputer itu mimpi kan? Tapi kita lupa, belum sempat mensyukurinya. Ayah keburu berangkat ke delhi. Jadi tak sempat juga mengatur prosesi syukurannya.
Ah sudah lah nak... berhentilah menangis. Tegakkan kepalamu. Insya Allah,.. ketika ayah pulang dari delhi. Ayah pikirkan bagai mana agar kalian punya laboratorium komputer lagi. Sabar ya nak,.. tunggu ayah pulang.

Dengan cinta, untuk beratus anakku di MTs Negeri Pasirjambu Bandung Indonesia. Ayah sayang kalian nak,..
Ayah
— sedih .

#‎seri_memahami_hakikat‬
Sederhana saja, orang yang paling tak tahu malu adalah orang yang tahu persis dirinya salah, dan diapun tahu orang lain tahu dia salah. Tapi tak perduli, walau lucunya juga mengakui kesalahannya.
Padahal hanya satu hal yang bisa membuat saya diam ketika disalahkan orang: ketika saya tahu bahwa saya salah.
Bukan apa apa, Malu!

Abah. Dr+
— di New Delhi.




 

Hakikat Pendidikan: Menjadi Hati-Hati

Anak-anakku matahariku terkasih
Hari ini kalian menjadi bagian dari lingkungan pendidikan tertentu dijenjang sekolah kalian. Mega di STT Tekstil, Upi sama Caca di SMPN 3 Bandung, Chareen di SDN Leuwibandung I, Nazwa di PAUD Aster I dst. Maka ketika itu pula lah kalian sedang menjadi bagian dari sesuatu. Kalian tak lagi menjadi pribadi, kalian telah menjadi anggota komunitas, kalian telah menjadi bagian yang tak bisa lagi dipisahkan dari komunitas itu.
Anak-anak matahariku, cinta Ayah,..
Ketika Teh Mega melakukan kesalahan yang tak perlu,.. orang akan bertanya: mahasiswi dimana teh mega? kok gitu yang sekolah disitu? padahal mungkin kesalahan yang diperbuat teh mega tidak ada hubungannya dengan bidang keahlian yang sedang dipelajarinya disitu?! Misalnya teh mega kebut-kebutan dijalan, kemudian menabrak orang,.. apa kah di jurusan Manajemen Teknik dan Industri Garmen mempelajari cara mengendari motor? rasanya tidak ada ah? walau ayah dulu kuliah di jurusan teknik tekstil di STT Tekstil,.. perasaan tidak ada mata kuliah bahasan itu??? Orang tidak perduli teh,.. orang hanya tahu bahwa teteh orang berpendidikan, atau setidaknya dalam proses menjadi orang yang berpendidikan (bandingkan dengan teman teteh yang tidak meneruskan kuliah?)
Ketika teh Upi atau Caca melakukan kesalahan,.. Jangan salah,.. bisa-bisa seluruh sivitas SMPN 3 Bandung menjadi malu. Bahkan Ibu, bi Opie, om Iki,.. semua keluarga kita yang alumni SMPN 3 Bandung akan ikut malu. Dan mungkin jangan-jangan akan ada orang yang bertanya: dulu SDnya dimana teh Upi sama teh Caca? Bayangkan Pi,.. Ca,.. berapa ribu orang siswa dan almuni tidak saja dari SMPN 3 Bandung, tapi juga SDN Leuwibandung II akan kena getahnya?
Ketika ibu melakukan kesalahan, sekecil apapun itu. Ada banyak orang yang akan malu jika itu terjadi. Semua sekolah tempat ibu pernah belajar akan terkena imbasnya. Mulai dari SDN Dayeuhkolot II, SMPN 3 Bandung, SMAN 4 Bandung, Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Bandung, Jurusan Manajemen Sumber Daya Aparatur STIA-LAN Bandung,.. semua akan malu atas kesalahan yang ibu buat. Mereka yang masih sekolah disitu, mereka yang alumni sekolah disitu dst,.. bahkan mereka yang akan sekolah disitupun akan terkena dampaknya. Malu,...
Bayangkan nak,..
Apa jadinya jika ayah melakukan kesalahan? berapa ribu murid, mahasiswa ayah yang tak tahu apa-apa akan ikut menanggung malu? Berapa juta siswa, mahasiswa dan alumni sekolah-sekolah dan universitas tempat ayah pernah sekolah akan kebawa-bawa atas kesalahan ayah?
Sungguh nak,..
Sebagai bagian dari lingkungan pendidikan, kita dibebani oleh stigma orang terdidik. Pendidikan yang kita emban tidak saja memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga nama baik. Betul nak,.. nama baik,.. nama baik tak saja kita sebagai pribadi. Tapi juga nama baik lembaga-lembaga pendidikan tempat kita sedang dan pernah sekolah. Nama baik yang harus kita jaga, karena menyangkut juga nama baik dan masa depan dari begitu banyak orang.
...
Tetapi,..
Bukan berarti pula kalian jadi takut melangkah nak,.. bergeraklah sebebas-bebasnya. Berusaha sekeras-kerasnya mencapai apa yang kalian targetkan. Kekalahan itu takdir, tetapi tak berusaha menang itu musibah! Jangan jadi penakut! jadilah pemberani yang ayah banggakan! jadilah anak ayah! tapi hati-hatilah dalam melangkah,.. karena kalian gagal dalam upaya menjadi orang yang berpendidikan ketika kalian gagal memahami makna berhati-hati.

Peluk cium dan do'a ayah...
-Ayah-

Kenapa sulit sekali dan hanya berakhir, Sayangnya?

Kenapa sulit sekali menjelaskannya padamu? tentang begitu mudahnya memahami kesederhanaan? tentang aku dan pilihan cara berpikirku?

Takkah kau punya sedikit waktu
sekedipan matapun rasanya cukup
untuk sekedar memahami satu dua tiga empat kata yang berulang kusampaikan padamu?

Kenapa sulit sekali menjelaskannya padamu? tentang begitu mudahnya memahami kesederhanaan? tentang aku dan pilihan cara berpikirku?

Takkah kau punya sedikit perasaan
sesudut hatimupun rasanya masih terlalu luas
untuk sekedar memahami empat lima enam tujuh argumen yang berulang kusampaikan padamu?

Kenapa sulit sekali menjelaskannya padamu? tentang begitu mudahnya memahami kesederhanaan? tentang aku dan pilihan cara berpikirku?

Sayangnya
pujianku berbeda jalan

cam kan baik baik dalam ingatanmu
kekasih hebatmu adalah pengkritik terhebatmu
kekasih yang akan menyesatkanmu adalah penyanjung terbesarmu

Sayangnya
inilah jalanku mencintaimu

mendorongmu semakin hebat
memaksamu semakin besar

Sayangnya
seringkali kau mengadu padaku

Betapa muak kau tiap hari aku ingatkan
engkau yang kucintai itu



Sayangnya
rasanya
kau memang tak berniat paham

Gate II: Memasuki Duniamu

Pelan
Menunduk berjam-jam
Memenuhi kepala dengan hakikat yang kau pahami

Pelan
Menengadah sedikit-sedikit
Melirik disudut itu

Pelan
Sepintas lalu
Ada yang membuat demarkasi serasa begitu lebar
Entahlah
Kita memang tak mungkin menduplikasi habitat kita dinegeri orang
Alangkah pongahnya?
Mungkin itulah warna yang nyata itu

Gate II: Palsu

Palsu memalsu malsu
Tertawa tanpa makna
Tersenyum tanpa ruh
Memuji tanpa hati
Memuja tanpa doa

Sayangnya
Itulah kita yang mayoritas itu
Terkooptasi komunitas yang kita ciptakan sendiri
Saling menerima
Saling memberi
Saling memahami antara kita
Bahwa tuhan adalah realitas berbagi keuntungan semata

Pesan Minggu Ini Untuk Anak-anak Matahariku: Berbuat baik

Anak anaku terkasih
Berbuat baik itu adalah kewajiban kita sebagai manusia. Itu berarti, ketika kita berhenti berbuat baik, maka berhentilah sifat-sifat kemanusiaan kita. Berhentilah kira menjadi manusia dalam setiap indikatornya. Tetapi ada yang seringkali orang tak paham, bahwa berbuat baik juga butuh perencanaan, butuh pengelolaan yang baik.

Anak anakku Cinta ayah...
Kadang, memang kita bersemangat, menggebu-gebu dalam berupaya berbuat baik itu. Tapi tanpa rem, akan membuat kita mengerjakan kebaikan dengan sekaligus nengerjakan keburukan, bahkan kejahatan. Kita harus paham betul kapan kita injak gas, kapan injak rem, dan kalau perlu... dalam situasi tertentu... menginjak pedal kupling. Akselerasi menjadi penting dalam upaya berbuat baik itu. Rasanya memang aneh juga kalau terus menerus menginjak gas. Memangnya hidup itu jalan tol? Mulus? Bukankah di jalan tol pun kita seringkali harus mengurangi kecepatan?

Nak,...
Berbuat baiklah,.. tapi,.. rencanakan dengan baik. Sebab, ketika kau jatuh nak,.... tak semua orang akan datang membantumu dan melakukan peran manusianya,.. berbuat baik. Hati-hatilah nak. Hati-hati.

Gate II: Memahamimu

Jujur saja
Kita sering kali tak hendak jujur
Jarang diantara kita berharap memdengarkan kejujuran

Lajimnya. Kita hanya mau mendengar
Apa yang ingin kita dengar
Apa yang kita harap kita dengar

Padahal, sayup
Mungkin terbersit dalam jiwa
Rindu mendengar tawa yang jujur
Rindu melihat senyum yanh jujur
Rindu pada jujur

Melayang

Berkabut
Melayang terantuk antuk

Jalan tak lurus lagi
Ada yang salah

Sialan
Siapa membangun jalan begini buruk?
Padahal sudah susah berpikir memilih langkah

Berbisik
Sama tak mempannya bagimu

Mungkin kelak
Ketika namaku hanya kau ingat dari sedikit yang tersisa

Oh ya
Dia?

Setidaknya
Aku masih berbisik
Dalam nada yang sama

Hahahaha
Padahal
Aku juga tahu
Kau tak lagi punya telinga

Mungkin kau lupa
Atau?

Dharmtla

Langit rasanya terus berdebu, tak perduli aku berkelok kemana.
Sepanjang I.N.A ku teruskan ke dilii haat kalau perlu pergi lalu pulang berulang melalui sarojini sampai ke ujung old kalau perlu. Mencari yang kadang itu itu lagi.
Menyenangkan semua orang?
Mana mungkin, lucunya
Jika akhirnya
Hanya sekedar belum selesai
Atau bahkan belum sampai
Menyampaikannya sampai menjejal kedalam hatimu itu

Kadang bingung juga
Ditengah langit yang tak pernah biru ini
Bagaimana bisa?

Pikiran ku bertumpuk tak tentu arah
Ditengah putihnya marmer, merah abu dan berjuta warna kelam masa lalu ini
Rasanya sama kontradiktifnya dengan kesibukan dan denging suara klakson dikepalaku

Sayangnya
Semua tak selesai
Atau lucunya
Semua tak sempat sampai

Jumat, 20 Maret 2015

MY JOURNEY to PUBLIC ACCOUNTS AND FINANCE MANAGEMENT COURSE: Institute of Government Accounts and Finance, New Delhi India



Dr. Darmawan, M.A.B[1]


      Plan

When I told my plan to my family, my colleague about public accounts and finance management course at the Institute of Government Accounts and Finance, New Delhi India. So many of them asked the same question: what are you doing? What are you finding out in India? India finance managements are better than Indonesia? Or what?

Without disguise, I must give the answer that I do not know at all about finance management in India, theory and its implementation. But as I know, so many Journal, paper, book and other literature written by Indians, or at least named India. That is my only reason to choose India as my destination to learn more in finance field.

     Result
I loved to observe people. How they communicate or how they react to something. Being in the class with so many culture in there, it's very interesting for me. That makes me learn more how I must make communication to other people with various countries. Actually, I am a teacher in the university. As an associate professor, I have a new vision know. What are student do when the teacher explain something in front of the class. This new knowledge, I hope, make me a good teacher in the future.
Generality in this course I learn that management has 3 main stages: Plan, Action and evaluation. There are  many an interesting  discussion in the class. But I have noted some new thing for me:
How to respond to the issue, debt and spending a country

In the growing discussion can be concluded that for developing countries, the debt will be difficult to avoid. However, we still have not the financial statements surplus. This suggests that developing countries still need a debt to cover the budget deficit. This is what makes developing countries must still take out a loan.
So, the strategy is how to reduce it? Or at least, how to reduce their impact? There are several ways that should be a major concern in developing countries. The first tightening budgets or budget discipline and the second increase domestic debt. Why should to increase domestic debt? External debt mean, there will be a number of funds that moved out of the country through interest payments. It will reduce the amount of capital in the country. Different from, if the source is derived from domestic debt. Interest incurred will remain in the country.
They're so much thinking I can write thousand page base on my journal in India. But, it can be done because facilitating from Ingaf to me and my lovely country Indonesia. Thanks to our best program coordinated Mr. Satis Kumar, to Join Director who is always with us in our class, to Director of Ingaf and all Staff of Ingaf. And sure to Indian people who are paying taxes, and make me here standing in front of you. Thanks for all the hospitality and kindness, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.



[1] Ph.D in Management science, Finance Management. Official of Ministry of Religious Affairs. Republik of Indonesia