Rabu, 10 September 2014

Kegilaan yang tak Perlu: Ini Bulan Ramadhan Bung!

Awalnya benak saya menerawang jauh, hampir melampaui batas-batas ruang dan waktu, tentang begitu hebohnya orang disekitar saya. Kehebohan yang hanya mempermasalahkan persoalan dunia yang sepele belaka, persoalan duniawi yang terlalu kampungan untuk disebut ber-esensi. Kita, barangkali, memang terlalu mudah untuk bereaksi pada hal-hal yang berhubungan dengan kita, pekerjaan rutin kita. Lalu menganggap setiap pergerakan orang lain yang berhubungan dengan itu sebagai sebuah ancaman. Yang menjadi masalah adalah, kita akan semakin lelah, tidak hanya karena memang pekerjaan kita; melelahkan kita karena pekerjaannya sendiri. Tetapi kita juga akhirnya kelelahan karena menghabiskan waktu yang tak perlu atas reaksi-tanggapan-dan pergerakan orang yang berhubungan dengan pekerjaan kita itu.
Dimanakah masalahnya? bukankah rugi kerja keras kita itu, yang mungkin terbersit kita lalukan dengan ikhlas itu, menguap begitu saja. Hanya karena reaksi kita atas reaksi orang lain, yang menyudutkan kita pada kegilaan yang tak perlu? Cobalah sedikit meluangkan waktu: Apakah tujuan dari apapun yang kita lakukan dalam hidup kita itu? Hanya semata karena ikhlas kah? atau karena gila pujiankah? Sehingga kemudian kita harus mengulang-ulang mengatakan pada semua orang yang kita temui tentang apa yang telah kita kerjakan itu? Rasanya mubajir shalat-shalat kita, sujud berjam-jam, hanya sekedar untuk menghapus dosa tak perlu ini, dan tak sedikitpun karenanya menabung amal ibadah.
Mungkin kita harus sering-sering mengikat kata-kata Abu Utsman Sa`id bin Al-Haddad ini: "Tidak ada perkara yang memalingkan seseorang dari Allah melebihi gila pujian dan gila sanjungan." Dan itu telah sering terbukti diantara kita: Kita meributkan sesuatu yang terlalu sepele, hanya sekedar untuk meributkan jabatan kelas teri dan tak begitu bermakna, jangankan dimata Allah, Tuhan kita itu. Tetapi cobalah sedikit merenung, ternyata yang kita ributkan itu seringkali bahkan terlalu sepele, dimata kita sendiri. Kelak, begitu kita selesai meributkan masalah tak penting itu, kita malu... Dan persaudaraan diantara kita sudah terlanjur hilang... tergerus kesombongan dan ego masing-masing kita. Kita sepatutnya malu, dan kita juga sepatutnya mulai takut.. bukankah kata Allah "akan hilang rahmat-Nya ditengah-tengah orang yang memutuskan tali silaturahmi?"
Kita memang sepatutnya malu, meributkan sesuatu yang sepele.. terlalu sepele. Padahal kita sama-sama tahu, itu hanyalah kegilaan yang tak perlu. Lagi pula, Ini bulan Ramadhan Bung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar